Pernah berpikir untuk mendaki Semeru
(gunung tertinggi di pulau Jawa) sampai ke puncaknya? Beberapa tahun lalu
penulis menonton sebuah film yang menceritakan sekelompok anak muda yang
mendaki gunung itu. Ada 6 orang pemeran yaitu 2 wanita dan 4 pria, salah
satunya ada yang bertubuh cukup gemuk.
Dalam perjalanan pendakian tersebut,
terlihat pemandangan indah danau Ranukumbolo dan padang bunga. Singkat cerita,
setelah melewati beberapa rintangan, akhirnya mereka sampai juga di puncak
Mahameru yang sudah mereka cita-citakan.
Melihat kejadian yang “tampak” mudah
di film tersebut, penulis lantas mengajak teman-teman pengusaha untuk mengikuti
aksi di film tersebut. Pikiran sederhana penulis, orang gemuk dan wanita saja
bisa, masa penulis nggak mampu?
Salah satu respon teman penulis yang
sudah terbiasa naik gunung tersebut mengatakan, lebih baik kita coba mendaki
gunung Lawu di Solo terlebih dahulu. Setelah itu baru mencoba gunung Semeru.
Kami pun mencoba mendaki gunung
Lawu, dan itulah pengalaman pertama penulis mendaki gunung sampai ke puncak.
Setelah mencoba merasakan tantangan mendaki gunung Lawu, beberapa bulan
kemudian, kami mencoba mendaki gunung Semeru.
Ternyata pengalaman yang sebenarnya
terjadi, tidaklah semudah di film. Tantangan demi tantangan penulis lewati, dan
dengan bimbingan rekan penulis yang sudah beberapa kali mencapai puncak,
akhirnya penulis pun bisa mencapainya.
Baru setelah itu, penulis mendengar
kisah-kisah dibalik syuting film tersebut. Ternyata tidak mudah bagi para
pemerannya untuk mencapai puncak. Konon, ada yang sampai ditarik oleh
porter-porter, agar para aktor dan aktris film tersebut, sampai pada titik
tertiggi.
Bagaimanapun caranya !
Pelajaran berharga dari pengalaman
mendaki gunung tersebut, meskipun pada awalnya mencapai puncak adalah sebuah
perjalanan panjang dan jauh, tetapi apabila kita dibimbing oleh seseorang yang
sudah melewati jejak jejak tersebut, akan terasa lebih mudah dan lebih percaya
diri menghadapi rintangan-rintangan yang ada.
Atasi Tantangan
Dalam dunia bisnispun demikian. Jika
kita punya goal tinggi, pada awalnya bisa saja tidak percaya diri untuk
mencapai visi atau goal tersebut. Tapi apabila kita memiliki seorang mentor,
yang pernah melalui rute-rute mencapai puncak tersebut, tantangan demi
tantangan akan terasa lebih mudah.
Siapakah mentor itu? Syarat utama
seorang mentor adalah sudah mencapai posisi yang kita inginkan dan mereka mau
berbagi pengalamannya. Berbeda dengan seorang coach. Seorang coach atau pelatih
sepak bola misalnya, tidak harus lebih pintar dari pemain bola yang dilatihnya.
Seorang mentor, bisa berbagi
pengalamannya, melalui beberapa media. Anda bisa menggali ilmu dengan membaca
bukunya, mendengarkan audio book, atau dengan menonton video trainingnya.
Ketiga cara tersebut relatif lebih
murah, dan bisa dengan mudah diulang-ulang. Cara lain yang lebih efektif,
mengikuti seminar life-nya. Kelebihan mengikuti seminar, bisa langsung bertatap
muka, dan bertanya apabila memungkinkan. Kekurangan mengikuti seminar,
materi yang diberikan, biasanya sangat umum, dan Anda dituntut untuk bisa
mengaplikasikan materi tersebut ke dalam rencana kerja yang sesuai dengan
bisnis.
Selain itu, setelah kita menerapkan
apa yang sudah dipelajari, belum tentu seindah yang dibayangkan saat mengikuti
seminar. Apalagi setelah seminar, tidak memungkinkan untuk bertanya secara
intensif, kepada mentor yang memberikan materi tersebut.
Paling Efektif
Lalu cara mentoring apa yang paling
jitu? Jawabannya, adalah mentoring langsung one on one. Jadi kita
sebagai leader, atau bersama tim, langsung belajar kepada seorang expert
yang sudah mencapai goal (yang kita inginkan).
Saat mentoring kita bisa
menceritakan goal, strategi dan rencana kerja yang akan kita terapkan untuk
mencapai goal tersebut. Seorang mentor akan menguji goal, strategi dan rencana
yang sudah kita tetapkan, lalu di bandingkan dengan pengalaman dia dalam
menghadapi tantangan serupa.
Dengan cara yang sangat praktis ini,
kita bisa memperoleh umpan balik dengan cepat. Sehingga tidak perlu terlalu
sering mengalami kegagalan. Kelebihan lain program mentoring ini, setiap
eksekusi untuk mencapai hasil, akan lebih memperhatikan hal-hal detail. Karena
sukses itu, menyangkut bagaimana hal-hal detail bisa dikuasai. Marketing kepada
market baru. Dalam eksekusinya, sangat detil menyangkut bagaimana cara
mencari target market dengan pas, membuat brosur yang cocok, memilih desain,
foto, komposisi warna, font, kalimat yang bisa memukau, pemilihan model,
jenis kertas, cara menyebarkan, mencari orang yang tepat untuk mengeksekusi,
dan banyak hal detil lagi yang sangat menentukan keberhasilan strategi
tersebut.
Hal-hal detil tersebut sangat jarang
dibahas di buku-buku bisnis, atau seminar sekalipun. Sementara keberhasilan
eksekusi, menyangkut hal hal yang sangat detil. Oleh karena itu, sangat penting
memiliki seorang mentor, dalam menjalankan bisnis agar cepat sampai puncak yang
sudah kita tetapkan.
Jadi seperti cerita mendaki gunung
tadi. Anda tidak perlu mencari jalur baru mencapai puncak. Karena bisa jadi,
pada saat mencari jalur baru, bisa ketemu jurang atau binatang buas. Cukup
manfaatkan jejak para pendaki yang sudah menempuh gunung itu. Yakinlah, apabila
mengikuti jalur yang sudah pernah ditempuh, akan lebih mudah mencapai puncak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar